Header Ads

New Post

Model Bisnis dalam Transfer Pricing

  

Model bisnis adalah suatu model yang menjelaskan dasar pemikian bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai. Model bisnis dapat diartikan sebuah blueprint / cetak biru untuk strategy yang akan diimplementasikan melalui struktur, proses, dan sistem organisasi. ( Alexander Osterwaild).Sehingga model bisnis dapat digambarkan secara sederhana bagaimana suatu perusahaan melayani pelanggan, menerapkan nilai-nilai perusahaan kepada pelanggan, membangun hubungan dengan pelanggan, dll. Dari hal-hal tersebut kita dapat menentukan aktivitas kunci, partner kunci, dan juga biaya-biaya.

Transfer Pricing adalah bagian dari model bisnis, yang bertujuan memaksimalkan nilai. Dalam transfer pricing, haruslah memenuhi prinsip Arm’s Length. Jika tidak, maka akan dilakukan analisis kesebandingan. Analisis model bisnis inilah yang digunakan untuk analisis kesebandingan dalam tranasfer pricing.Model bisnis dalam transfer pricing terbagi menjadi tiga, yaitu manufaktur, distributor, dan service provider. 

 

Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak pada usaha memproduksi barang. Model jenis manufactur sendiri dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu.

  1. Toll Manufacturing.  Toll Manufacturing merupakan perusahaan yang mengubah bahan mentah menjadi barang jadi sesuai spesifikasi dari perusahaan yang memiliki kontrak. Dalam model ini, barang yang dibuat adalah milik pihak pemesan. 
  2. Contract Manufacturing. Contract Manufacturing merupakan perusahaan yang melakukan fungsi-fungsi manufaktur berdasarkan perjanjian.
  3. Licensed Manufacturing. Merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dengan menggunakan intangible asset perusahaan lain, dengan melakukan pembayaran secara rutin. Contoh dari Licensed Manufacturing adalah Yamaha Indonesia, Toyota Indonesia, dll.
  4. Fully Fledge Manufacturing. Merupakan perusahaan manufaktur yang menanggung semua resiko-resiko yang ada dalam model bisnis manufaktur.

Distributor adalah perusahaan yang bergerak pada usaha jual beli barang. Model bisnis jenis distributor dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu 


  1. Commission Agent. Commision agent ini akan mengirimkan barang kepada pelanggan atas namanya sendiri. 
  2. Commissionaire. Commisionare akan mengirimkan barang kepada pelanggan atas nama dari pemesan/ komisioner barang tersebut. Sehingga seolah-olah melakukan pembelian barang.
  3. Buy-Sell Distributor. Buy-Sell Distributor membeli semua barang yang akan mereka jual (barangnya bermacam-macam). Resiko yang mereka tanggung adalah sebesar dari barang yang mereka beli saja.
  4. Fully Fledge Distributor. Fully Fledge Distributor menanggung semua resiko. Resiko yang mereka tanggung adalah dari semua barang, sehingga barang yang ada biasanya hanya satu jenis.  

Service Provide adalah perusahaan yang bergerak pada usaha penyediaan jasa. Model bisnis jenis service provide dibagi menjadi 4 yaitu.


  1.   Contract Service Provider. Merupakan jenis service provider yang melakukan service sesuai kontrak, dan hanya melakukan satu jenis service. Contoh dari Contract Service Provider adalah Jasa Sumur Bor, dll.
  2. Share Service Provider. Merupakan jenis service yang menyediakan service yang bermacam-macam ( tidak hanya satu merk tertentu). Contoh dari Share Service Provider adalah Service HP, dalam Service HP mereka melayani ganti layar, baterai,dll.
  3. Routine Service Provider. Merupakaan jenis service yang dilakukan dengan menggunakan kekayaan intelektual, dengan membayar secara rutin atas penggunaannya. Routine service ini menggunakan kekayaan intelektual perusahaan lain, dan masih dalam satu grup. Contoh dari Routine Service Provide adalah  Auto 2000 ( layanan service untuk Toyota), Kalla Toyota
  4. Shopisticated Service Provider.  Merupakan jenis service provider yang terspesialisasi dan memiliki valuable intangibles nya sendiri. Contoh dari Shopisticated Service Provider adalah Bengkel AHASS Honda.

Tidak ada komentar